Sama-sama kita ketahui bahwa sudah bertahun-tahun lalu pemerintah Indonesia memiliki program Bantuan Operasional Sekolah atau yang lebih dikenal dengan BOS. Target awal hanya untuk 9 tahun, yakni dari SD hingga SMP. Tetapi lama-kelamaan program ini mempunyai slogan “wajib belajar 12 tahun”. Bersekolah secara gratis dari jenjang sekolah dasar hingga lulus sekolah menengah atas. Mendengar visi dan misi dari program ini, tentunya mebuat para orang tua yang tidak mampu bisa berbahagia karena anaknya bisa mengenyam pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya. Belum lagi baru-baru ini dikeluarkannya KIP atau Kartu Indonesia Pintar setelah beberapa tahun sebelumnya digawangi oleh Kartu Jakarta Pintar.
Pemerintah bahkan sudah mempertimbangkan tambahan dana bagi penerima dana untuk bisa membeli keperluan lain seperti seragam dan mendapatkan buku paket gratis. Tetapi sayangnya, seringkali buku paket yang diberikan oleh pemerintah tidak sama dengan apa yang dipakai oleh guru yang mengajar. Dan untuk seragam, banyak sekolah yang memiliki seragam khusus dan tentunya kasus ini tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Ditambah dengan era globalisasi sekarang ini yag menuntut kreativitas dari setiap individu, tentunya sekolah-sekolah tidak ingin muridnya tertinggal zaman. Sekolah membuat inovasi dalam sistem belajar dan dengan tugas-tugas yang diberikan. Hal demikian tidaklah salah. Tentunya para guru, kepala sekolah dan staf lainnya ingin melihat murid mereka menjadi unggul. Tetapi sayangnya hal itu bukan tidak memakain biaya. Sayangnya, pemerintah seperti enggan membenahi program mereka serta menambah dana untuk keperluan hal-hal tersebut.
Bagaimana jika saat pelajaran seni rupa yang mengharuskan murid membawa kertas origami atau spidol saat harus menggambar diagram? Atau ketika ada tugas untuk membawa jangkar karena ingin menggambar lingkaran? Bukankah semua itu membutuhkan uang? Pelajaran yang mengharuskan muridnya memfotokopi modul atau saat seorang guru yang menyuruh muridnya membuat makalah dan dicetak juga peru mengeluarkan uang lagi yang tidak sedikit
Tidak heran banyak yang beranggapan bahwa program sekolah gratis ini tidak terlalu memihak orang-orang yang kurang mampu dan sering terjadi salah sasaran. Banyak orang tua yang terpaksa memberhentikan anaknya dari sekolah karena biaya-biaya yang telah disebutkan di atas terkadang melebihi uang makan mereka sehari-hari.
Tentunya, banyak pihak berharap pemerintah akan segera membenahi program mereka dan mempertimbangkan tambahan dana tersebut kalau tidak ingin program mereka dicap sebagai program yang kurang berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar